Ini sih edisi telat mau ikutan ngeramein kontes 'Nasi Tradisional' (abis bikin serundeng tiba2 jatuh sakit dan tertunda lah masak nasinya, serundengnya disimpan dulu). Tapi tak apalah biar pun ngga ikutan post bareng, saya di sini sekedar bagi info saja tentang filosofi hidangan ini untuk menambah wawasan kuliner kita.... . Nasi Kabuli, bukan nasi Kebuli loh ya.. Dulu juga waktu pertama kali kenal hidangan ini, saya menyebutnya nasi kebuli. Dan ternyata nasi Kabuli ini memang berbeda 180 derajat dengan nasi Kebuli khas timur tengah itu loh ya... Nasi Kabuli ini malah mirip dengan nasi uduk atau nasi lemak. Tapi ada pembedanya yang menjadi ciri khas dari Nasi Kabuli khas Martapura ini, yakni taburan 'iwak rabuk haruan' alias abon ikan gabus, dadar rawis dan seiris timun. Ada juga yang mengganti abon ikan dengan serundeng yang dicampur dgn cincangan kecil daging ayam atau sapi (malah ini lebih ekonomis dan cepat). . Menurut suami saya, nasi kabuli ini merupakan hidangan khas kota intan Martapura, Kalsel. Dan banyak dijual sebagai menu sarapan selain nasi kuning, lontong, lapat dan pundut nasi. Nasi ini termasuk menu favorit suami waktu di pontren. . Kalau di Banjarmasin nasi kabuli ini justru sering disuguhkan saat ada acara hajatan/selamatan. Itu juga ada maknanya loh yakni supaya sang tuan rumah segera ditunaikan hajat dan dikabulkan doanya oleh Allah Swt, Wallahualam! . Kali ini saya masaknya yang ekonomis saja, yakni pakai taburan serundeng.